Thursday, April 24, 2014

Pilpres 2014: Harus Ada Poros Islam Mahfud MD - Anies Baswedan


Sambil ngopi di siang hari, ikut-ikutan ngopini soal Capres:

Melihat peta perpolitikan jelang Pilpres, ada tiga jagoan utama yang sering disebut-sebut media sebagai Capres, yakni Jokowi, Prabowo dan ARB. Banyak yang menganalisa, Jokowi akan unggul karena dua pesaingnya yang kurang penggemar.

Jika demikian, biar seru ada tandingan Jokowi, misalnya Anies Baswedan berpasangan dengan Mahfud MD, kedua orang ini bisa diusung dari partai papan menengah, seperti PKB, PKS, PPP dan PAN misalnya. Saya yakin Jokowi akan gerah, ketimbang dia melawan Prabowo dan ARB. (baca: lebih seru ketimbang Jokowi hanya bersaing dengan Prabowo dan ARB saja)...

Ayo Ngopi lagi.... 


Sayangnya, partai Islam di Indonesia tak menggubris ideolagi. Mereka hanya perang kekuasaan tanpa melihat pantas atau tidak, pas atau tidak, satu ideologi atau tidak. Inilah Politik Islam yang tak Islami.

Kontrafersi Aher dukung Aliansi Anti Syiah


Editorial Koran Tempo (24/4) membahas mengenai dukungan Gubernur Jawa Barat, Aher terhadap aliansi Nasional Anti Syiah. Jika benar Aher (Ahmad Heryawan) mendukung aliansi tersebut, ada yang kurang tepat. Pasalnya, kebebasan beragama di Indonesia dilindungi undang-undang, dan negara berkewajiban melindungi semua pemeluk agama di negeri ini.

Jika, Aher sebagai peribadi tidak sepakat dengan Syiah, itu boleh saja, tetapi ketika posisinya sebagai Gubernur, maka ini jadi blunder. Bagaimana dengan kebebasan pemeluk agama yang tertuan di UUD? ini semacam menghalalkan membasmi Syiah yang berujung konflik. Padalah, sesatnya Syiah hanya menurut sebagaian orang, dan itu menjadi kebebasan beragama. Dan ini soal 'KEPERCAYAAN'.


Soal Kepercayaan, tidak diperkenankan melakukan unsur paksaan. Seharusnya  ini tidak pernah terjadi di negara yang menjunjung tinggi kebebasan beragama.