Tuesday, December 24, 2013

Natal dan Toleransi Agama

Tiap tahun kita bertemu dengan hari-hari besar keagamaan, ada hari raya Idul Fitri untuk umat Islam, Natal untuk umat Kristiani, Imlek untuk pemeluk Khonghucu dan masih banyak hari besar lainnya yang perlu kita hormati sebagai masyarakat yang baik. Meskii tak sedikit pula umat agama yang tidak bisa menghargai kegembiraan yang sedang dijalankan umat agama lain, sehingga bisa dibilang sangat egois dan teeerrrlllaaaaluuuu...(kata Rhoma)

Padahal apa salahnya jika kita menghormati dan berucap salam dan selamat antar umat. Misalnya, umat Islam mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani, atau sebaliknya dan semacamnya. Saya sebagai pemeluk Islam, merasa malu, ketika ada kelompok yang mengatasnamakan Islam, lalu tidak memperkenankan mengucapkan selamat. Katanya sih Dosa... alasannya ketika kita mengucapkan selamat, itu sama artinya kita setuju dan mendukung agama itu. Ini paradigma yang salah menurut saya...

Bukannya Nabi Muhammad sebagai panutan umat Islam mengajarkan toleransi, saling menghargai untuk agama dan pemeluknya, selagi mereka tidak mengancam dan menyakiti kita? Bukankah ketika kita mengucapkan justru kita semakin akrab dan dekat plus jadi rukun? Bukankah ketika kita menghormati mereka, mereka juga akan menghormati kita? Islam khan Agama yang raham, 'Rahmatan lil alamin' ...

Bahkan yang saya tau, Islam membolekan hidup berdampingan dalam hal bermasyakat bernegara selama mereka tidak memusuhi dan tidak memerangi umat Islam. Dalam hal ini umat Islam diperintahkan berbuat baik dan menjaga hak-hak mereka dan sebagainya.

Maka dari itu, r
ubahlah paradigma kita, untuk menciptakan negara yang berbudaya beragama dan bermertabat ini menjadi tenteram, aman, damai dan sejahtera. BUKAN SEBALIKNYA...

No comments:

Post a Comment

Budayakan komentar yang baik... monggo komeng...komeng...